Memburu Kabar

Memburu Kabar
@PakuanUniversity

Sabtu, 16 April 2011

jurnalistik sastrawi

Pelukis Jalanan

Lelaki setengah baya itu sesekali menuangkan cat di atas papan bundar. Dioleskannya kuas dengan luwes di atas kanvas putih dengan konsentrasi melihat selembar poto perempuan. Di bawah rimbunnya pohon bambu dan di pinggiran pagar Kebun Raya di Jl Ir. H. Djuanda, di sini Deni selalu mangkal setiap hari bersama pelukis jalanan lainnya.
Datang menghampiri seorang perempuan berseragam SMA yang ada di poto tadi setelah memberikan potonya sejak hari kemarin, ”Mas lukisan saya sudah selesai?”sembari menorehkan kuas Deni menjawab, ”sebentar lagi selesai ko, sekitar sepuluh menit lagi”. perempuan itu-pun duduk di samping Deni sembari memandangi lukisan dirinya. Datang lagi sepasang Ayah dan Anak yang ingin di lukis Deni, ”Mas, bisa lukisin Saya dan Anak saya?” Deni menjawab,” bisa Pak, sebentar lagi ya”. Mereka menunggu antrian sembari merapihkan rambut dan pakaiannya.  Sepuluh menit berlalu akhirnya Ayah dan Anak itu dilukis dengan keadaan berdekapan.
Setiap satu lukisan dihargainya Rp.200.000,- tergantung kesulitan dan bahan yang dipakai namun harganya bisa berubah. Karena lukisan yang dijajakan para pelukis sangat bagus termasuk Deni. Tak jarang pejalan kaki-pun sejenak berhenti melangkahkan kakinya untuk melihat lukisan-lukisan yang dipajang di pagar, tak jarang pula mereka ingin dilukis. Ramai berlalu lalang kendaraan tak menggganggu konsentrasi para pelukis ini untuk melukis.
Hari itu Deni dan teman-temannya terganggu dan terpaksa berhenti sementara untuk melukis, karena langit hitam pekat menjatuhkan butiran-butiran air-nya ke Bumi. ”julukannya saja Kota hujan selain Kota Angkot”, ujarnya Dadang seorang pelukis dari Bandung sembari tertawa kecil. Hujan-pun reda, dilanjutkannya lukisan yang baru setengah jadi itu. Bosan melanda Anak tadi sehingga sang Ayah merayunya dengan sebuah permen lolipop, walaupun sedikit mengganggu dengan hasil lukisannya. Lukisan-pun selesai dikerjakannya dan sang surya hari itu sudah mulai beranjak meingggalkan tugas menyebarkan sinar dan panasnya. Deni bersama yang lainnya bergegas merapihkan perlengkapan melukisnya, dan mengantongi beberapa lembaran Rupiah hasil torehan lukisannya tadi untuk dibawa pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar