Memburu Kabar

Memburu Kabar
@PakuanUniversity

Kamis, 02 Februari 2012

Usaha Kripik Bareng Teman

Berkumpul di salah satu rumah teman berniat belajar bersama untuk persiapan ujian semester. disela-selanya diselingi obrolan dan candaan, terlintas dipikiran seorang teman mengajak berlibur ke Bali selepas ujian. Berawal dari kesukaan berpetualang wisata alam, tiga orang termotivasi mengumpulkan uang untuk pergi ke pulau dewata ialah Aldi, Siti dan Saya. Berbagai ide dilakukan seperti berpuasa senin dan kamis yang niatnya untuk hemat, namun tidak bertahan lama. Pilihan lain yaitu usaha membuat kripik pisang demi mendapat uang tambahan yang kebetulan salah satu teman bisa menggoreng pisang mentah menjadi kripik.
Modal yang sangat minim Rp35.000 untuk satu orang, namun hal itu tak mematahkan semangat untuk mencoba hal baru. Dengan membeli satu tandan Pisang Kepok mentah kami menggoreng bersama menjadi keripik pisang di rumah teman yang terletak di jalan Ciawi Bogor hingga menghasilkan setengah karung plastik, sebelum memproduksi kami menawarkan kripik kepada pedagang makanan kue di pasar dengan memperlihatkan contonya. Harga yang kami tawarkan tidak dapat menarik pembeli dan tidak hanya itu, produk yang sama sudah ada di pasaran. kami kira produk kripik pisang berbumbu aneka rasa adalah inovasi baru hingga membuat semangat.
Dengan hasil setengah karung plastik, kami mengemas kripik pisang dengan ukuran harga Rp1000 dan harga Rp5000 hingga menghaslkan puluhan bungkus kripik sampai larut malam dengan bantuan lilin untuk merekatkan lipatan plastik. Besoknya hasil produksi kami tawarkan kepada warung-warung di daerah Ciawi, puluhan kilo meter tak terasa kami lalui dengan menghampiri warung penjaja makanan. Penawaran untuk menaruh produk di warungnya sering mendapat penolakan, akhirnya hanya tiga warung yang mau menerima produk kami.
Sepanjang jalan kami memasarkan kripik pisang rasa jagung bakar, balado dan original. Kebetulan terdapat pintu gerbang jalan bebas hambatan (jalan tol) dan kebetulan juga pada saat itu hari minggu yang merupakan banyak kendaraan yang menuju arah puncak hingga menimbulkan macet. Disana kami menjajakan kripik di sepanjang jalan besama pedagang asongan lainnya, rasa malu-pun kami lawan dan hasilnya sekitar lima bungkus kripik terjual. matahari yang begiu terik membuat kami cukup lelah dan berkeringat, namun hal itu terobati ketika melihat wajah teman yang tersenyum bercampur lelah.
Setelah seminggu, kami mendatangi warung yang kami titipi produk kripik pisang sebelumnya, tempat yang pertama kami kunjungi tersisa hanya beberapa bungkus, namun tempat kedua titipan kripik hanya terjual beberapa bungkus tetapi warung yang ke-tiga hanya tersisa satu bungkus. Perasaan begitu senang ketika produk yang kami buat sendiri diterima oleh konsumen. Dari usaha bersama ini sayangnya tidak bertahan lama, hanya satu kali produksi. Laba yang dihasilkan nyatanya tidak mencupi saku. Tetapi kebersamaan yang kami rasakan begitu menyenangkan.

Jo Kom Kom “On The Way To Campus”

Pagi yang mendung Kom Kom hendak cabut ke kampus. Pamit sama Bokap, Nyokap, Kaka, Ade, Kakek, Nenek, Tetangga, semuanya deh ampe 30 menit salaman, supaya di doain sukses sama banyak orang. Dengan motor bebek keluaran tahun jebot Kom Kom asik menuju kampus tercinta yang samping tol itu, UNPAK maksudnya. Hanya dengan 15 menit saja kom kom nyampe kampus padahal jalanan Bogor mecet, “julukanya saja Kota hujan, Mmm.. kayanya ada yang salah nih. Kan kom kom mahir nyalip-menyalip, asalkan gak nyalip uang rakyat aja, ia kan teman-teman”.
Parkiran kampus penuh motor, kom kom gak kebagian parkir. Ide-nya muncul ketika melihat spanduk dan pohon rindang diatas kepalanya, tanpa pikir panjang tali diambilnya kemudian ditalikan di kedua ujung depan-belakang motor. Di kerek-nya motor keatas pohon, ujung tali diikatkan pada pohon sebelah. Dengan usap pundak kiri-kanan Kom kom memandangi motor bebek-nya yang menggantung kaya tape, dan lekas menuju kelas lantai tiga, hyuuhhh.
Sampai di lantai satu dengan nafas terengah-engah, Kom Kom melihat tangga yang berat untuk dilewatinya, maklum belum ada lemari kerek (eskalator). Idenya muncul lagi. Setelah semalam nonton kesatria laba-laba alias Spyderman. Kom Kom mencari laba-laba yang serupa di film itu supaya bisa kaya peter parker dengan tangan ajaibnya bisa mengeluarkan jaring dan nempel di dinding kaya tokek, bukan laba-laba yang ditemukan tapi Tarantula, (sejenis laba-laba mematikan).
Gak jadi mirip peter parker akhirnya naikin tangga juga. Masih dengan napas terengah-engah banget sambil meniupi keningnya, sampailah di depan pintu kelas. Namun, terdengar samar-samar suara dosen “ kerjakan tugas kalian dan cukup sekian untuk perkuliahan hari ini”. Kom Kom menepuk keningnya sambil gigit jari kaki (permen kaki maksudnya).